Contact info

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 10 Desember 2013

Bendera Setengah Tiang Berkibar di Stasiun Se-Indonesia

Sudah Tahu kan Tragedi Bintaro II terjadi di Perlintasan Pondok Betung, Senin 9 Desember 2013, sekitar pukul 11.00 WIB?
Ya Tragedi yang menakutkan yaitu tabrakan antara Kereta KRL dengan ruk pengangkut BBM yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia.

Stasiun-stasiun kereta api di seluruh Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya mengibarkan bendera setengah tiang. Aksi itu sebagai tanda dukacita atas kecelakaan kereta rel listrik (KRL) dengan truk pengangkut BBM yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.

"Kami mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang karena ikut berduka cita atas kecelakaan KRL kemarin," kata Kepala Stasiun Palmerah Jakarta, Santika di Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sugeng Priyono menjelaskan, pihaknya sudah menyampaikan instruksi agar seluruh stasiun kereta di Indonesia mengibarkan Bendera Merah Putih setengah tiang.
"Ini sebagai bentuk duka cita kami," ujar Sugeng.
Tragedi Bintaro II terjadi di Perlintasan Pondok Betung, Senin 9 Desember 2013, sekitar pukul 11.00 WIB.
Sejauh ini, korban meninggal dunia mencapai 7 orang. Sekitar 85 orang lainnya luka-luka. (Riz/Mut)




Sumber

Kamis, 05 Desember 2013

Cita-Cita saya adalah sebagai Pemimpin



Dahulu saya pertama kali mempunyai Cita-cita yaitu sebagai Engginering(Insinyur Mesin).Pada waktu kecil saya merasa orang yang mempunyai gelar Insinyur itu keren.Setelah saya SMK saya Memilih Jurusan Teknik Mesin.Kemudian setelah Saya Lulus  Saya masuk Universitas dengan jurusan Teknik Industri yaitu dengan Menyempitkan Cita-Cita saya menjadi Seorang pemimpin yang dipercaya orang-orang yang telah memilihnya dan tidak mengecewakan mereka.
Pemimpin yang saya Maksud bukan Pemimpin Negara,Melainkan pemimpin yang selalu siap sedia menjadi Panutan,Dipercaya,dan bertanggung jawab.Mengapa saya Memiliki Cita-cita menjadi Pemimpin sampai saat ini? Menurut saya menjadi pemimpin itu mempunya tantangan yang besar susah untuk dilakukan tapi apabila kita telah sukses menjadi pemimpin dalam suatu organisasi / perusahaan banyak ilmu-ilmu yang kita dapat dan kepuasaan yang tidak bisa diungkapkan apabila kita telah sukses melakukan suatu Kegiatan/Proyek yang berjalan sukses.
Pemimpin adalah seorang yang memiliki otoritas untuk diikuti perintahnya, diakui kewibawaannya, dan dijadikan pedoman, anutan, dan dipercaya. Oleh karena itu, pemimpin biasanya disegani, dihormati dan juga dituakan.
Dulu pemimpin itu memiliki dua kekuatan sekaligus, yaitu diangkat secara resmi dan juga diakui sepenuhnya oleh masyarakat yang dipimpin. Pemimpin seperti ini menjadi benar-benar berwibawa, dan dicintai oleh mereka yang dipimpin, oleh karena yang bersangkutan memiliki kelebihan, dan kelebihannya itu digunakan untuk mengayomi masyarakat.

Para pemimpin itu berperan sebagai panutan, contoh, tauladan, baik lewat ucapan maupun tindakannya. Banyak orang bisa menjadi pejabat, tetapi bukan pemimpin. Pejabat bertugas melayani rakyat, termasuk pelayanan yang bersifat tehnis. Akhir-akhir ini, banyak orang sekedar memilih pejabat dan bukan pemimpin. Akibatnya, masyarakat yang dimaksud tidak memiliki pemimpin, melainkan sekedar pejabat, yang keberadaannya sekedar disuruh-suruh.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengerti keinginan orang-orang yang mempercayainya sebagai pemimpin.Pemimpin bukan hanya orang yang berkuasa tetapi tidak berbobot.Pemimpin itu harus mau turun kelapangan dan harus mengerti semua kegiatan yang dilakukan para Pekerja atau bawahannya.Pemimpin juga harus mengerti semua kepribadian dari oran-orang bawahannya.
Setelah kita membi
carakan panjang lebar tentang pemimpin,sekarang apa yang telah saya lakukan untuk tercapainya cita-cita saya sebagai pemimpin? Oke yang saya lakukan harus aktif di organisai-organisasi,Mudah bergaul di masyarakat.Saat ini saya juga menjadi Ketua OMK (Organisasi Pemuda Rohani disekitar Lingkungan Rumah).Saya menjadi Katua organisasi tersebut sudah berjalan lebih dari 1 tahun.Dalam Organisasi tersebut saya banyak belajar bagaimana menjadi seorang Pemimpin/Ketua yang menjadi panutan,bijaksana,dan bertanggung jawab.Organisasi tersebut lebih banyak terisi oleh orang-orang yang berumur diatas 20 tahun dan di bawah 30 tahun,sedangkan saya masih berumur 18 tahun.
Disana saya sangat belajar gimana cara menggalang dana untuk acara-acara yang kita buat,gimana kita bisa mengajak orang dalam organisasi tersebut mau aktif karena mereka juga sibuk didunia kerja masing-masing.Bagaimana saya harus berpikir membagi waktu mereka di Dunia kesibukan Kerja mereka dengan kegiatan ini.Sebagai Pemimpin kita harus juga mengerti keadaan para anggotanya.Kita tidak bisa egois dan selalu memaksakan kehendak kita walaupun itu baik.Disini kita harus pintar-pintar mengajak mereka dan membagi waktu mereka.
Menjadi Pemimpin itu harus dimulai dari yang paling sederhana dahulu bertanggung jawab terhadap diri sendiri.Kita tidak perlu langsung menjadi pemimpin daerah,perusahaan,atau bahkan Negara.kita harus memulai dari yang kecil,lingkungan Rumah,sekolah,Universitas. Karena menjadi pemimpin yang baik itu perlu proses yang sangat panjang,karena kita harus mengetahui bermacam-macam tipe orang.Apabila kita sudah menjalani dari yang kecil dan merambat kemudian yang agak besar dan besar, kita sudah mengerti kemauman dari bermacam-macam tipe orang dan berlatar belakang berbeda.kalau kita sudah mengerti mereka pasti kita akan tahu apa yang harus kita perbuat kepada mereka.
Ingat menjadi Pemimpin itu Suatu kepercayaan orang lain yang dipercayakan kepada kita untuk mencapai apa yang mereka inginkan, bukan keinginan diri sendiri. Jadi jangan pernah mengecewakan mereka, dan Pemimpin itu suatu amanat dari anggota-anggotanya.Sekian yang dapat saya Ceritakan tentang cita-cita saya ini dan hal-hal yang sudah saya lakukan demi tercapainya cita-cita saya ini.Semoga pembaca juga termotivasi setelah membaca artikel ini,dan tidak menjadi manusia yang egois yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri,melainkan lebih memikirkan kepentingan bersama.


Untuk yang terakhir saya ingin memberikan Syarat yang harus dimiliki oleh Calon Pemimpin yang baik:
 1. Seorang Pemimpin harus bersifat “Matahari”
Maksudnya:
Matahari berbentuk kecil, bundar berjalan tepat pada waktunya dan sanggup menerangi, menggerakkan. Dengan daya Kuasa Sinar dan panasnya untuk menggerakkan semua yang dipimpin untuk menerangkan yang dipimpin dan untuk menuntun yang dipimpin, atau yang sering disebut ING NGARSO ING TULODHO ING MADYO MANGUN KARSA TUT WURI HANDAYANI. Atau lebih jelasnya seorang pemimpin harus sanggup menggerakkan yg dipimpin, mewujudkan cita-cita kemimpinannya, mengikuti jejak dan kekuatan yang dipimpin.

2. Seorang Pemimpin harus bersifat “Bulan”
Maksudnya:
Harus berhati dingin, berfikiran dingin dengan nada semu. Jadi seorang pemimpin harus berkepala dingin, sabar dan semu serta berubah-ubah atau bisa merubah sifat tingkah laku dan perbuatan disetiap situasi dan kondisi atau yang disebut adaptive behavior.

3. Seorang Pemimpin harus bersifat “Bintang”
Maksudnya:
Bintang itu bisa dilihat dimana saja, dimana saja ada. Seorang pemimpin sanggup mewujudkan suatu cita-cita dan mewujudkan cita-cita yang dapat dilihat oleh siapa saja dan dimana saja, responsif atau tanggap disetiap kondisi yang ada untuk menciptakan keadilan untuk kepentingan orang banyak.

4. Seorang Pemimpin Harus Bersifat “Kabut atau Mendung”
Maksudnya:
Seorang pemimpin harus terlihat Angker dan berwibawa tapi tidak membahayakan dan disegani oleh setiap anak buah yang dipimpinnya.

5. Seorang Pemimpin Harus bersifat “A n g I n”
Maksudnya:
Seorang pemimpin harus mampu mendinginkan setiap masalah yang ada agar mampu mengambil suatu sikap yang kondusif

6. Seorang Pemimpin harus bersifat “A p i”
Maksudnya:
Seorang pemimpin harus mampu menghidupkan dan membakar atau memotivasi setiap semangat dan yang dipimpin agar mampu tegas dan bijaksana

7. Seorang Pemimpin harus bersifat “B u m I”
Maksudnya:
Rela diinjak-injak dicaci maki, diludahi, dikencingi tapi harus sanggup mewujudkan sumber-sumber air yang bersih dan menghasilkan buah yang menikmadkan untuk umat

8. Seorang Pemimpin harus bersifat “Samudra atau Air”
Maksudnya:
Seorang Pemimpin harus mampu dan sanggup menerima dan menyelesaikan sebanyak-banyaknya kotoran / masalah dan menyisihkan semua kotoran-kotoran ke tepi samudra.

9. Seorang pemimpin harus bersifat “Gunung yang berdiri tegak ditengah-tengah”:
Maksudnya:
Berdiri Tegak dan tegar dalam menghadapi masalah, demi cita-cita dan tanggung jawab, antara yang kuat dan lemah, diantaranya yang mampu dan tidak mampu diantaranya yang besar dan yang kecil dan diantaranya yang benar dan yang salah atau sebagai mediator / jembatan untuk menyelesaikan setiap permasalahan demi terciptanya ketentraman.


Sejarah Teknik Industri



Teknik industri

Teknik industri adalah cabang dari ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi, dan proses.

Sejarah Teknik Industri

Di dunia

 

Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan Teknik Industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .

Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.

Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM).

Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.
Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.
Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisis, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis.
Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.

Di Indonesia

 

Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus ITB Institut Teknologi Bandung pada tanggal 1 Januari 1971. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di Universitas Indonesia (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/
Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.
Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.
Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.